Rabu, 03 Maret 2010

Handycraft (kerajinan tangan dari bahan dasar Eceng)

Eceng Gondok merupakan salah satu tumbuhan air yang hidup di rawa-rawa, selama ini kita hanya mengenal eceng gondok sebagai tanaman air yang menjadi masalah, karena salah satu sifat eceng gondok dapat menyerap oksigen didalam air dalam jumlah besar, yang dapat mengakibatkan hewan air lainya menjadi mati. Namun dari sisi baiknya Tumbuhan ini ternyata dapat di manfaatkan dan diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih, jika selama ini Eceng gondok hanya di buang saja,dan tidak dimanfaatkan dengan baik.
Tapi sekarang Eceng gondok yang telah di keringkan dan di olah dapat dibuat menjadi sebuah kerajinan tangan (handycraft) yang menarik dan unik-unik, seperti Tas, Keranjang, Tempat koran, dan acesories lainya. Handycraft (kerajinan tangan) saat ini banyak diminati oleh konsumen lokal dan mancanegara, dengan bahan dasar yang ramah lingkungan, dengan mengunakan bahan dasar dari eceng gondok ini maka produk yang di hasilkan bersifat ramah lingkungan karena mudah untuk di aur ulang serta mudah untuk dibudidayakan sesuai kebutuhan, sehingga tidak akan ketergantungan dengan lingkungan dan alam.
kami menyediakan berbagai bentuk hasil kerajinan dari bahan dasar Eceng gondok,seperti :
-Tas wanita
-Keranjang Koran
-Keranjang Loundry
-Keranjang makanan
-Tikar

Dan berbagai macam keranjang serta furniture lainya Kami juga menyediakan layanan pesan produk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. jika anda berminat dapat menghubungi

E-mail : azwar_lanang@yahoo.co.id
Grab It Fast..

Minggu, 24 Januari 2010

apakah anda punya mimpi?

Dreams,atau impian sering sekali diremehkan dan dianggap tidak penting sama sekali, ada yang bilang aduh jangan mimpi tinggi-tinggi nanti kalo jatuh sakit (siapa yang pernah dengar kalimat tadi?), maybe anda sering mendengar, ada juga orang bilang, sudahlah kamu g usah mimpi deh,hidup kamu ya seperti ini aja g akan pernah berubah, tapi yang menyakitkan ternyata yang berkata seperti itu adalah orang-orang terdekatt kita, heheheh
dan masih bnyak lagi komentar orang tentang pesismis terhadap sebuah impian.
padahal dari buku yang pernah saya baca yaitu "the power of Dreams" impian adalah sesuatu yang benar-ingin kita capai, tidak peduli hujan,badai, tembok cina menghalangi,impian harus tercapai.
Banyak orang mendefinisikan sebuah impian hanya sebagai keinginan sesaat, kalo tercapai ya syukur, kalo g tercapai ya sudah lewat aja. Pandangan seperti inilah yang harus kita rubah terhadap persepsi sebuah impian.
Jika kita punya impian, maka :
dengan impian kita akan tahu kemana arah dan tujuan akan dicapai,
dengan impian kita mempunyai pembimbing untuk mencapai garis finish,
dengan impian kita mempunyai semangat yang luar biasa untuk mengejar impian yang datang dari dalam diri kita.
seperti dalam lagunya Nidji (laskar pelangi)
mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya, laskar pelangi takkan terikat waktu bebaskan mimpimu diangkasa warnai bintang di jiwa.
ok..bagi anda yang punya impian, tetapkan impian anda sebagai tujuan dan selalu jaga impian anda, kejar, kejar dan kejar, anda pasti bisa.

Apakah anda seorang Profesional?

ketika kita mendengar sebuah kata profesionalisme, mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tapi seberapa jauh kita memahami arti kata profesionalisme tersebut, kebanyakan orang tahu profesional tapi tidak paham makna sesunguhnya, mungkin menurut anda seorang profesional itu memiliki kemampuan dan keahlian khusus, atau juga seorang profesionalisme itu mampu menyelesaikan sebuah masalah dengan cepat, tepat dan cerdas, dan lain-lain,saya selaku penulis akan mencoba untuk menjelaskan apa makna dari Profesionalisme itu?
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).